Optimalisasi Pengolahan Lahan Kering

Lahan kering merupakan potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian di Indonesia. Pada lahan kering biasanya tanaman yang ditanam adalah tanaman hortikultura, karena tanaman ini tidak memerlukan air yang melimpah. Di Indonesia, budidaya sayuran masih banyak yang dilakukan secara konvensional menggunakan tenaga manusia (manual). Oleh karena itu penggunaan mesin-mesin pengolahan lahan merupakan hal yang sangat penting untuk peningkatan produktifitas. Dalam kegiatan tersebut biasa digunakan alat-alat pengolahan tanah dengan tenaga tarik hewan atau menggunakan tenaga traktor jenis cultivator. Penggunaan tenaga cultivator akan meningkatkan kapasitas kerja dan hasil yang didapatkan pada pengolahan akan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan hewan.
Cara kerja mesin cultivator adalah dengan mencacah tanah dan mengaduknya sehingga tanah menjadi hancur dan gembur. Peralatan (Implement) yang dapat digunakan yaitu :
- Rotary/rotor berfungsi untuk menghancurkan tanah dan menarik atau mengangkat gulma dan rumput. Jenis rotor bisa bermacam-macam tergantung tekture tanah dan jenis tanaman yang akan ditanam, seperti : Main Blade Type B untuk lahan liat/lempung, kedalaman max. 200mm, lebar kerja 755mm. 2. Main Blade Type S untuk lahan lunak/gembur, kedalaman max. 200mm, lebar kerja 370, 580, 800mm. 3. Main Blade Type J untuk lahan lunak/gembur mampu membongkar bekas (tunggak) tanaman jagung, kedalaman max. 300mm, lebar kerja 1140mm. 4. Ridger untuk pembuatan parit. 5. RTH untuk pembuatan guludan dan penyiangan. (Implement pada Cakar Baja Quick).
- Ridger berfungsi untuk membuat paritan atau guludan.
Dengan penggunaan mesin cultivator, selain mempercepat pekerjaan dan meningkatkan hasil pekerjaan juga akan menghemat biaya tenaga kerja. Seperti yang pernah kami lakukan ujicoba/demo produk mesin cultivator di Desa Pageron Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo, dari informasi pemilik lahan (Bpk Abdul Halim) dan Ketua Kelompok Tani (Bpk Budi Santoso) untuk biaya pengolahan lahan dengan ukuran 7 x 30m dengan cara cangkul tenaga manusia, memerlukan waktu 4 hari tenaga 2 orang dengan biaya + makan Rp 400.000 atau system borong Rp 300.000. Dengan mesin cultivator cukup ± 45 menit dan bensin 1 liter sehingga sangat menghemat waktu dan biaya. Dan ujicoba di Desa Gondangan Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Setelah selesai pengolahan dasar dilanjutkan dengan Ridger untuk membuat parit/guludan dengan lebar disesuaikan kebutuhan. Dalam perbincangan dengan petani dan pemilik lahan dapat informasi untuk menggarap lahan seluas ± 700m (7 x 100) dengan cangkul tenaga manusia perlu waktu 1 minggu dengan biaya + makan Rp 1.500.000, dengan menggunakan mesin cultivator cukup 2 jam dan bensin 1 liter sehingga sangat menghemat waktu dan biaya.
Pengolahan lahan berpasir pada pesisir pantai
Untuk keperluan pengolahan lahan tanah kering gunakanlah mesin cultivator karena anda akan menghemat waktu, biaya, tenaga dan hasil yang lebih maksimal. Di tetanggateknik.com menjual cultivator dengan beberapa merk dan tersedia spare part secara lengkap. Klikteknik melayani penjualan ke seluruh Indonesia dan dikirim sampai tujuan.
LEAVE A COMMENT