Mekanisasi Pertanian Untuk Kesejahteraan Petani

Indonesia merupakan Negara agraris. Apa yang dimaksud dengan agraris (agrarian)? Secara umum, pengertian agraris adalah suatu keadaan dimana profesi penduduk suatu negara sebagian besar adalah bertani.
Pendapat lain mengatakan arti agraris adalah sesuatu yang berkaitan dengan tanah yang ditanami atau budidaya tanah. Sedangkan pengertian negara agraris adalah negara yang perekonomiannya bergantung atau ditopang oleh sektor pertanian. Suatu negara agraris lebih mengutamakan sektor pertanian sebagai sumber dayanya karena memberikan kontribusi yang sangat tinggi dan sangat penting bagi masyarakatnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara agraris di mana penduduknya mayoritas memiliki mata pencaharian di sektor pertanian. Dengan dukungan lahan dan tanah yang subur, sektor pertanian di Indonesia terhitung sangat menjanjikan. Indonesia sebagai negara agraris memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam, baik untuk wilayah daratan maupun perairan yang cukup luas. Di sisi lain sektor pertanian di negara ini memang memiliki peranan penting untuk meningkatkan sektor perekonomian dan untuk memenuhi kebutuhan pokok pangan.
Ironisnya, disaat pemerintah menggenjot hasil pertanian untuk ketahanan pangan, disisi lain petani saat ini dihadapkan pada kurangnya tenaga kerja untuk pengolahan lahan. Kalaupun ada tenaga kerja, biaya yang harus dikeluarkan sangat besar. Sebagai contoh biaya pengolahan lahan kentang di Wonosobo, untuk menggarap lahan seluas 0,25H perlu biaya 8 Jtan untuk pengolah lahan. Berikut perinciannya:
- Luas lahan ±0,25 Hektare/2.500 M²
- Tenaga kerja yang dibutuhkan 5 orang
- Waktu kerja jam 08.00 – 13.00 (6 jam kerja)
- Ongkos tenaga kerja harian Rp 60,000/ Orang
- Waktu pengerjaan lahan ±15 Hari kerja
- Biaya tenaga yang dikeluarkan: 60,000 x 5 orang x 15 hari = 4,500,000
- Biaya makan dan rokok: 20,000 x 5 x 15 hari = 1,500,000
Tenaga kerja yang didapat dari luar daerah (Pekalongan atau Temanggung), sehingga perlu biaya tambahan untuk antar jemput dan biaya makan tambahan selama menginap:
- Ongkos antar jemput 1,000,000
- Biaya makan selama menginap: 25,000 x 5 x 15 hari = 1,875,000
Total Biaya = 8,875,000
Coba kita bandingkan biaya pengolahan lahan dengan tenaga manusia dan tenaga mesin/ Cultivator:
Biaya/Pekerjaan 0,25 H | Tenaga Manusia | Mesin Cultivator |
Investasi Alat | – | 13,000,000 |
Tenaga Kerja | 5 | 2 |
Waktu Pengerjaan | 15 | 5 |
Ongkos Tenaga | 4.500.000 | 600.000 |
Biaya Makan | 3.375.000 | 500.000 |
Antar Jemput | 1.000.000 | – |
Total Biaya | 8.875.000 | 1.100.000 + 13.000.000 |
Pada awalnya, biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan lahan dengan mesin terlihat besar dibandingkan dengan tenaga cangkul (8.875.000 >< 14.100.000). Namun setelah berjalan waktu atau musim tanam berikutnya, investasi alat tersebut akan kembali modal dan akan lebih menguntungkan karena menambah penghasilan dengan sistem disewakan.

Dengan system sewa untuk menggarap lahan 100 ubin, ongkos garapnya antara 200.000 – 300.000 tergantung daerah masing-masing. Waktu penggarapannya sekitar ½ hari kerja sehingga dalam sehari dapat menggarap beberapa lahan.
Biaya atau ongkos pertanian biasanya terbesar pada biaya olah lahan, kemudian biaya bibit, biaya pupuk, biaya perawatan. Jika biaya olah lahan dapat ditekan maka keuntungan petani akan lebih besar dan kesejahteraan petani akan lebih meningkat.
Klikteknik.com selalu hadir untuk memenuhi kebutuhan petani, baik untuk pengolahan lahan, perawatan, pemupukan, pemanenan maupun pengolahan hasil panen petani. Kami menghadirkan berbagai macam jenis alat pertanian dengan berbagai merk pilihan dan harga yang terjangkau sesuai kebutuhan dan kemampuan para petani.
LEAVE A COMMENT