Tanam Padi Sistem Tebar Langsung

Pola Tanam Padi terus mengalami perubahan dan perkembangan, yang dilatarbelakangi oleh berkurangnya tenaga kerja buruh tanam. Pada musim tanam tiba, dimana semua petani menginginkan agar sawahnya secepatnya ditanami yang mengakibatkan kebutuhan tenaga kerja sangat besar dalam waktu bersamaan. Hal ini terjadi disetiap daerah bukan hanya diwilayah pulau Jawa saja yang sebagian besar petani masih menggunakan hitungan hari baik untuk memulai tanam. Masa tanam yang cepat juga ikut mempengaruhi terjadinya kekurangan tenaga kerja, karena umur benih padi yang baik ditanam adalah umur 14-20 hari.

Banyak cara dan metode tanam yang digunakan para petani, dari cara tradisional dengan cara manual (tandur) yang biasanya dilakukan oleh ibi-ibu. Dengan cara tanam ini memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang besar.

Alat Sebar Benih Padi diciptakan untuk mempermudah petani dalam melakukan tanam padi. Cara sebar benih ini memangkas dari proses tebar benih pada bedengan yang perlu waktu sampai siap tanam sekitar 14-21 hari. Kemudian proses pencabutan benih (Ndaut/ istilah Jawa) yang perlu tenaga kerja besar. Dilanjut proses pengangkutan benih yang sudah siap tanam ke lahan tanam, biasanya jaraknya cukup jauh sehingga perlu waktu dan tenaga tambahan. Kemudian benih diatur pada jarak tertentu untuk memudahkan dan mempercepat pada proses tanam oleh ibi-ibu. Semua proses tersebut yang memerlukan waktu, tenaga dan biaya tersebut, dipangkas hanya dengan 1 kali proses saya, yaitu dengan Alat Sebar Benih Padi.

Proses Sebar Benih:

1. Siapkan gabah berkualitas baik untuk benih, atau benih dalam kemasan. Kebutuhan benih dapat diatur sesuai kebutuhan, dari 50kg – 150kg per hektare.

Untuk mempercepat pertumbuhan benih, lakukan perendaman benih selama ± 24jam dan tiriskan 8 – 12jam tanpa membuka kemasan agar timbul tunas dan benih siap disebar.

2. Lahan sawah sudah siap tanam pada kondisi rata dan gembur berlumpur. Usahakan agar mengurangi air untuk memudahkan proses sebar benih.

3. Siapkan Galaxy Alat Sebar Benih Padi dan benih yang akan disebar. Kemudian masukkan benih padi pada masing-masing drum pengisian dengan membuka penutupnya. Isi secukupnya (jangan terlalu penuh) untuk memudahkan benih dapat berputar, dan tutup kembali drum tersebut. Jika lahan sawahnya luas dapat menggunakan lebih dari satu alat sebar benih, agar prosesnya lebih cepat.

4. Setelah semua siap, Alat Sebar Benih Padi ditarik sesuai lajur yang diinginkan. Kecepatan tarikan disesuaikan dengan kondisi lahan dan hasil keluarnya benih. Jarak keluaran:

5. Lobang kiri – lobang kanan: 18cm & 20cm.

6. Hasil sebaran benih padi

7. Setelah selesai penyebaran, yang harus dilakukan agar benih dapat tumbuh sempurna adalah dengan menjaga kondisi air tetap sedikit dan untuk menjaga agar benih tidak dimakan burung atau tikus kondisi air ditambah hingga macak-macak.

Dengan melakukan pola tanam dengan Alat Sebar Benih Padi, petani mendapat keuntungan:

• Bisa menghemat benih padi yang disebar 50%, jika dibandingkan dengan menyebar benih menggunakan tangan.
• Menghemat waktu, tenaga dan biaya tanam.
• Petani dapat menyetel jumlah benih yang jatuh ke lahan, dari 50kg – 150kg per hektar.
• Hasil panen lebih banyak, karena penyebaran benih lebih merata.
• Harga terjangkau.
• Mudah dioperasikan oleh setiap petani.
• Mudah dibawa dan berpindah-pindah lahan (Berat 11kg).

Demikian sedikit ulasan cara tanam padi dengan Alat Sebar Benih Padi, yang tujuannya adalah untuk meningkatkan penghasilan petani sehingga petani Indonesia dapat lebih sejahtera.