POTENSI TAMBAK UDANG KAB. PURWOREJO

Pemilik tambak udang Vanname yang berlokasi di desa Munggangsari Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo, kini bisa bernafas lega. Lantaran jerih payah lebih dari 80 hari,  membuat tambak untuk budidaya udang Vaname, kini telah membuahkan hasil. Disaat kebutuhan udang masih cukup tinggi, tambak mereka panen. Mereka menyulap lahan pasir yang semula tidak berfungsi, menjadi areal pertambakan. Lahan seluas sekitar 5 ha, terdiri dari 40 petak  Tiap petak luasnya sekitar 1.300 meter. Umur udang yang dipanen  80 hari. Kepadatan penebaran benih 90-100 ekor per meter persegi. Tiap petak menghasilkan 1,3 ton udang. Harga dipasaran Rp 55.000-60.000 per kg. Sehingga tiap petak bisa menghasilakan Rp 50 juta lebih. Kebutuhan air payau, diambil dengan membuat sumur pantek di tepi pantai. Budidaya ini berhasil dan bisa panen sekitar 80%. Kendala yang sering dihadapi oleh para petambak yang sering kali dihadapkan pada sulitnya memperoleh BBM untuk menghidupkan mesin diesel yang digunakan untuk memutarkan kincir. Disamping mahalnya harga pakan udang.

Namun demikian masyarakat Desa Mungangsari tetap mampu menciptakan potensi alam menjadi keuntungan nyata. Kawasan pantai selatan Purworejo kaya akan potensi sumberdaya alam. Hal ini dibuktikan di saat pemerintah kolonial Belanda, membangun jalan Daendelas. “Belanda tahu karena kawasan selatan banyak potensinya, sehingga dibangun jalan. Kalau tidak ada potensinya tidak mungkin dibangun jalan”.

Tambak udang juga ada di Desa Ketawangrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo.
Desa Ketawangrejo termasuk desa dengan tingkat kemiskinan tinggi. Mayoritas penduduknya bertani dan angka kriminalitas di desa tersebut cukup tinggi dimasa lalu. Warga kemudian memanfaatkan lahan pasir non produktif bekas penambangan PT Aneka Tambang.

Sejak tahun 2013, warga melakukan budidaya udang vanname dengan memanfaatkan lahan seluas 19,05 hektar untuk 127 petak.  Sementara itu warga yang tergabung dalam kelompok Mina Loka Jaya berhasil mengelola tambak dengan baik bahkan juara I Kategori pembudidayaan udang pada penilaian kinerja kelompok dan kelembagaan bidang perikanan budidaya tingkat provinsi Jawa Tengah. Salah satu anggota kelompok, Bpk Yusman juga menjelaskan untuk lepas dari masa lalu kelam sebagai preman, kelompoknya berusaha mencari modal untuk membuat tambak tersebut. Modal awal untuk satu kolam tambak yaitu Rp 140 juta yang ditanggung anggota kelompok berjumlah 10 orang. “Modal Rp 140 juta dari pembuatan kolam, lahan, pemasangan plastik molsa, beli peralatan, benur, pakan dan operasional, sampai panen,” terang Yusman. Meski awalnya sempat mengalami rugi karena wabah white feses, ternyata bulan-bulan berikutnya keuntungan cukup menggiurkan. Untuk satu kolam, satu orang bisa untung rata-rata Rp 2 juta perbulan, padahal satu orang mengelola tiga kolam.

“Sudah panen 7 kali. Panen pertama rugi Rp 15 juta. Kedua untung Rp 60 juta. Sebulan saya untung Rp 6 juta dari tiga kolam,” terang Yusman. Dari kasil tambak tersebut telah mampu membantu mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Untuk menjaga tambak udang, mereka membangun gubuk-gubuk yang berfungsi untuk beristirahat dan menyimpan pakan dan peralatan tambak udang.

Klikteknik.com menyediakan mesin diesel berbagai merk dan type yang dapat digunakan pada lahan tambak untuk menghidupkan kincir. Dan untuk kebutuhan spare part diesel Kubota anda dapat kunjungi Kubota Online Store dengan website www.klikteknik.ptkubota.co.id

Related Posts

Memulai Usaha Manis Alami Dari Es Tebu

Pemanfaatan tumbuhan tebu ini, tidak hanya untuk di olah jadi...

Traktor Yanmar Quick Kubota

Kegembiraan Petani di Subang disubsidi Traktor oleh Bapak Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Subang, Jawa...

Peralatan Penting Pada Usaha Mebel Minimalis

Seperti halnya mendirikan sebuah bangunan, dalam proses pembuatan sebuah furniture...

LEAVE A COMMENT

Make sure you enter the(*) required information where indicated. HTML code is not allowed

X